PF_Header_Galaxy_S25_Ultra_1440X

Lampung Utara Masuk 4 Desa Percontohan Program “Desaku Maju” di Lampung

IMG-20250603-WA0142


SABURAITV.COM – Desa Wonomerto, Kecamatan Kotabumi Utara, Kabupaten Lampung Utara, terpilih menjadi salah satu dari empat desa percontohan (pilot project) program “Desaku Maju” di Provinsi Lampung. Program ini merupakan bagian dari upaya percepatan pembangunan dan pemberdayaan masyarakat desa, sejalan dengan program unggulan Presiden Prabowo Subianto yang menitikberatkan pembangunan dari wilayah perdesaan.

Peluncuran program “Desaku Maju” di Provinsi Lampung tahun ini juga menjadi langkah awal dari inisiasi program “Desa Perkasa”, dengan mengusung tagline “Pembangunan Desa Untuk Lampung Maju Menuju Indonesia Emas”. Melalui program ini, pemerintah provinsi menyediakan berbagai kebutuhan desa, mulai dari alat dan mesin pertanian, permodalan, hingga pelatihan sumber daya manusia. Fasilitas seperti mesin pengering (dryer) komoditas pertanian dan alat mesin pertanian (alsintan) telah disalurkan untuk mendukung produktivitas petani.

Tidak hanya mengandalkan dana APBD, program ini juga melibatkan berbagai pihak, mulai dari perbankan, swasta, hingga perguruan tinggi, untuk meningkatkan kualitas alat dan sumber daya manusia secara berkelanjutan. Harapannya, warga desa mampu bersaing melalui peningkatan kualitas hasil komoditas lokal.

Gubernur Lampung, Rahmat Mirzani Djausal (RMD), dalam sambutannya saat peluncuran daring program “Desaku Maju” di empat kabupaten/kota, menyampaikan bahwa selain Desa Wonomerto di Lampung Utara, tiga desa lain yang menjadi pilot project adalah Desa Sungai Damai (Lampung Timur), Desa Papan Rejo (Pringsewu), dan Desa Suka Damai (Lampung Selatan).

“Di Desa Wonomerto, tahap pertama telah dialokasikan dana APBD Provinsi Lampung sekitar Rp2 miliar untuk pembangunan jalan, dryer, VOC, dan lainnya. Bantuan ini diharapkan mampu meningkatkan kualitas hasil pertanian warga,” ujar Gubernur RMD.

Ia menambahkan, hasil komoditas seperti jagung dan padi kini dapat dikeringkan dengan mesin dryer, sehingga kualitas produk meningkat. Selain itu, pembangunan jalan desa yang sebelumnya hanya mampu menahan beban 2 ton, kini meningkat menjadi 5 ton. Hal ini berdampak langsung pada penurunan ongkos angkut komoditas dari Rp70/kg menjadi Rp30/kg.

“Jika diakumulasi, keuntungan bagi warga sangat signifikan. Misalnya, produksi jagung di Wonomerto seluas 600 hektare kini dapat menghasilkan nilai tambah hingga Rp5 miliar, dengan selisih harga jagung kering Rp1.800/kg. Ini membuka peluang lapangan kerja dan meningkatkan pendapatan petani,” jelasnya.

Selain untuk jagung, mesin dryer juga dapat dimanfaatkan untuk komoditas lain di desa sekitar, sehingga dapat menambah pendapatan masyarakat, baik yang dikelola oleh kelompok masyarakat maupun BUMDes yang akan dibentuk di 2.500-an desa di Lampung.

Gubernur RMD juga menyoroti bahwa 12% masyarakat Lampung masih hidup di bawah garis kemiskinan, dengan mayoritas berprofesi sebagai petani. Sektor pertanian menjadi penopang utama ekonomi daerah, terutama di Lampung Utara, Lampung Selatan, Lampung Timur, dan Pringsewu, yang merupakan sentra produksi pangan seperti singkong, padi, dan jagung.

Ketua OJK Lampung, Otto Fitriandy, menyambut baik program ini dan menegaskan kesiapan OJK untuk mendorong kolaborasi antara jasa keuangan dan program-program desa. Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPKAD) telah hadir di 15 kabupaten/kota di Lampung untuk memperluas akses keuangan bagi masyarakat desa.

Bupati Lampung Utara, Hamartoni Ahadis, menambahkan bahwa kolaborasi lintas elemen masyarakat sangat penting dalam pembangunan, khususnya di wilayah perdesaan. Kabupaten Lampung Utara sendiri merupakan salah satu penyumbang terbesar PDRB, khususnya dari sektor pertanian yang mencapai 30%.

“Kami sangat berterima kasih atas dukungan Gubernur Lampung. Kami berharap program-program pembangunan terus didorong agar Lampung Utara dapat setara dengan kabupaten/kota lain di Lampung yang telah maju,” pungkasnya. (*)

Sumber

Posted in